LPK - MP Siap Dukung Aktivis Dalam Aksi Penutupan Tempat Hiburan Malam

Kontakpublik.id, PANDEGLANG - Night club, Tempat Hiburan Malam (THM) yang menawarkan hiburan dengan gaya hidup orang barat yang dibuka pada larut malam seperti discotek$dw, bar, tempat karaoke dan cafe plus-plus hanya dinikmati oleh orang tua saja, tempatnyapun biasanya dibilangan kota namun kini kaum anak-anak muda perdesaan ikut ikutan gaya hidup bebas dan THM tersebut kini telah menjamur ke perdesaan tentunya membuat sejumlah masyarakat mempertanyakanya apakah legal atau ilegal.

Menanggapi hal ini Aktivis dari peleton Pemuda, Aris Doris cukup geram Dengan maraknya tempat hiburan di wilayah kabupaten pandeglang terutama di kecamatan labuan, carita, panimbang, sukaresmi dan pagelaran seolah - olah ada pembiaran. Soalnya Telah nampak tidak adanya penertiban dari intansi terkait untuk THM. Makanya kami selaku aktivis menyikapi terkait hiburan malam dan akan mengadakan aksi dengan mendapat dukungan dari LPK-MP Kabupaten Pandeglang, demikian kata doris belum lama ini di kantornya.

Menurutnya tempat Hiburan Malam yang semakin marak di wilayah kabupaten Pandeglang terutama soal perijinan yang perlu dipertanyakan kemudian belum lagi dugaan-dugaan lain yang dijadikan ajang tempat berkumpulnya anak anak muda yg terbilang masih pelajar, gunanya tidak lain untuk pesta miras dan di temani oleh Pemandu Lagu (PL) disini sangat menghawatirkan kepada adik-adik kita menjadi masa depan suram dan rusak karena terlalu bebasnya pergaulan di THM.

Di tempat terpisah, Marja CB selaku ketua LPK-MP mada pandeglang kepada media ini, "saya sangat mendukung dengan kegiatan yg akan dilakukan oleh rekan-rekan aktivis untuk aksi memberantas THM yg berada di wilayah kabupaten pandeglang, karna menjadi atensi juga buat kami sebagai lembaga yang selalu mengadakan kegiatan sosial di masarakat". Jelasnya.

Maka dengan ini saya nyatakan selaku Ketua mada pandeglang akan mendukung dan memberikan intruksi kepada para anggota dan pengurus LPK-MP untuk mengawal aksi oleh saudara Aris Doris dari aktivis pemuda pleton. Ujarnya. (Djemi/Rudi)