Kontakpublik.id, PANDEGLANG - Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Berkah Pandeglang. Membutuhkan biaya sekitar Rp 8,2 miliar untuk mengelola Instalasi Pengolahan Air (IPA) dan jaringan perpipaan distribusi utama Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) di Kecamatan Panimbang.
Biaya sebesar tersebut itu untuk pembangunan jaringan pipa tersier guna menjangkau 10 desa dan 4 kecamatan di Kabupaten Pandeglang.
Euis Yuningsih. Selaku Direktur Perumdam Tirta Berkah Pandeglang. Kepada Awak media, Rabu (06/07/22) Mengatakan, saat ini tengah dibangun IPA SPAM KSPN dengan kapasitas produksi 100 liter per detik. Setelah selesai, untuk pengelolaannya dibutuhkan anggaran biaya sekira Rp. 8,2 miliar.
Jumlah ini berdasarkan hasil hitungan biaya estimasi. Mengoperasikan IPA SPAM KSPN. Kata Euis Yuningsih. Di Kantor Perumdam Tirta Berkah Pandeglang.
Euis menjelaskan, terkait kebutuhan biaya saat ini pihaknya sedang mengajukan usulan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Biaya tersebut termasuk untuk pembangunan jaringan pipa tersier kepada pelanggan.
"Kalau saat ini dari Kementerian PUPR baru jaringan pipa utama, sedangkan ke jaringan pipa tersiernya belum. Oleh karena itu kita sedang mengajukan biayanya," terang Euis.
Lebih lanjut ia mengatakan, mengingat segi keuangan Perumdam belum mumpuni untuk pembiayaan sebesar itu, pihaknya terpaksa harus jemput bola mengajukan permohonan biaya untuk pembangunan jaringan pipa tersier ini.
"Kami berharap pihak Kementerian PUPR dapat merealisasikan usulan ini, apalagi IPA SPAM KSPN ini untuk membantu mengatasi krisis air bersih di 10 desa dan 4 kecamatan di Kabupaten Pandeglang," harapnya.
Senada dengan Direktur Perumdam Tirta Berkah Pandeglang. Kepala Bagian Keuangan Perumdam Tirta Berkah Kabupaten Pandeglang Hendi Kusmawan menambahkan, usulan biaya tersebut sedang diajukan kepada Kementerian PUPR.
"Kalau estimasi ajuan untuk jaringan pipa pembagi distribusi ke pelanggan kurang lebih Rp.8,2 miliar. Untuk sambungan sekitar 5000 pelanggan," tuturnya.
Menurutnya, anggaran biaya tersebut termasuk kebutuhan mendesak karena melihat kondisi keuangan Perumdam yang belum mencukupi, untuk itu dibutuhkan bantuan biaya dari pusat.
Oleh karena itu kita ajukan sebelum bangunan IPA SPAM selesai. Hal itu dilakukan agar ketika sudah selesai dan diserahkan ke Perumdam sudah bisa mengelolanya, karena memang kita tidak mengharapkan bangunan IPA SPAM menjadi monumen sementara lantaran tidak adanya biaya. Menuntasinya. (Sof)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar