Kontakpublik.id, PANDEGLANG - Proyek Pembangunan Irigasi (P3-TGAI) DI. Cibama Desa Rancaterep Kecamatan Labuan,Kabupaten Pandeglang,Propinsi Banten,yang di kelola oleh Perkumpulan para Petani Pemakai Air (P3-TGAI) yang di duga dikerjakan curi kubikasi dan bergaya sepanyol alias separo nyolong, Proyek pembangunan irigasi tersebut, yang di nilai sangat buruk pengerjaannya tanpa mengedepankan mutu dan Kualitas pembangunan dan Tentunya akan berdampak terhadap kerugian keuangan Negara dan masyarakat yang selaku penerima manfa’at,
Rabu (16/08/2023) Dari hasil penelusuran kami bersama tim investigasi di lokasi,diduga kegiatan banyak ditemukan kejanggalan di proyek irigasi P3-TGAI yang dikerjakan secara bergaya sepanyol alias separo nyolong, dan tanpa mengedepankan mutu dan kualitas pembangunan, yang mengakibatkan adanya pengurangan kekuatan dan daya tahan pembangunan tersebut, Padahal tujuan pembangunan itu guna untuk meningkatkan produktivitas para petani ,” terang Agus selaku Aktivis.
"Proyek irigasi (P3-TGAI) yang sedang berjalan di Kampung kalumpang , Desa Rancatereup Kecamatan Labuan, telah ditemukan kejanggalan dari pemasangan batunya di tumpangkan ke tanah serta penyusunan batu kali pun asal-asalan,bahan materialnya pun seperti semen menggunakan merek semen Jempolan dan pasir lingkar” Jelas Agus.
Beberapa pekerja P3-TGAI saat di konfirmasi di lokasi mengatakan," Kaitan dengan Harian ongkos kerja pun diborongkan bukan harian,itupun kami selaku pekerja tidak tau berapa nominal ongkos borongan pekerja, kita selaku pekerja disuruh kerja kerja, kaitan dengan berapa ongkos borongannya tidak dikasih tau oleh Ketua kelompok P3-TGAI yaitu pak pulung, terus terang sebetulnya kami males,ini juga kami meminta kasbon 200.000 tidak dikasih, cuma dikasih 100.000 padahal kami kerja sudah satu Minggu lebih ucap pekerja.
Sampai berita ini di terbitkan pulung selaku ketua kelompok P3-TGAI Desa Rancaterep belum bisa untuk memberikan hak jawabnya,kita sudah mencoba konfirmasi mempertanyakan langsung kepada ketua kelompok P3-TGAI sangat disayangkan, pulung selaku ketua kelompok tani tidak memberikan hak jawabnya alias bungkam," (Do)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar