kontakpublik.id,PANDEGLANG-
Senin Pagi 27 Agustus 1883 Gunung Krakatau Meletus, Banjir lahar dan Tsunamipun terjadi, tanpa ada yang sanggup mencegahnya Korban berjatuhan, mulai dari harta benda berikut Nyawa Penduduk, terutama yang bermukim disepanjang Pantai dibagian Barat Pulau Jawa dan Lampung.
Pasca Meletusnya Gunung Krakatau, Warga yang selamat dari musibah dahsyat itu terancam kelaparan yang amat sangat, lantaran Ribuan hektare Sawah, Kebun dan Pepohonan luluh lantak diterjang Badai Tsunami bercampur lahar.
Contohnya disebuah Kampung bernama Kampung Kadu Jogja Desa Carita Kecamatan Carita Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. sekarang. Red. Warga yang dilanda kelaparan terus mencari akal, dalam arti jika ada salah Satu diantara Mereka yang masih memiliki sisa Makanan berfikir bagaimana caranya agar dari sedikit sisa Makanan tersebut bisa mencukupi Warga lainnya.
Maka dicarilah solusi dengan cara bahwa, sisa Beras yang selamat dari terjangan arus Gunung Krakatau itu dibuat Bubur, lalu untuk melengkapi bahan - bahannya dicampurkanlah pada Bubur itu Terasi, Daun Melinjo, Daun Ubi Jalar, juga Daun lainnya yang bisa dimakan.
Zamanpun terus berubah, Bubur yang awalnya hanya ditaburi Terasi kemudian dicampur Dedaunan seperti Daun Melinjo Daun Ubi Jalar dan sejenisnya. Diganti dengan Sayur Mayur, seperti kol, Wortel, Daun Bawang dan pelengkap SOP lainnya, bahkan dimodifikasi dengan tambahan Air Pindang rebusan Ikan Tuna. Warga setempat menyebutnya adalah Air Cibalendrang.
Uniknya Sepanjang berjalannya Waktu dan Zaman. Bubur Sop hanya bisa didapatkan di Dua Kecamatan. Yaitu Kecamatan Carita dan Kecamatan Labuan sementara di Kecamatan lain yang masuk pada Pemerintahan Kabupaten Pandeglang begitu asing dengan keberadaan Bubur Sop itu. Sementara dibulan suci Ramadhan, peran Bubur Sop sepertinya sesuatu yang harus, sebagai pembuka hidangan awal Berbuka Puasa.
" Tidak hanya Bubur Sop saja yang masih bertahan di Kecamatan Carita, akan tetapi kesenian warisan leluhur sejak jaman kesultananpun masih ada. Contohnya Rudat dan Beluk." Ungkap Damar Warga setempat. Mengakhiri perbincangan dengan Kontakpublik.id di akhir pekan 24 Maret 2024 (MR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar