Kontakpublik.id,JAKARTA - Kajian rutin bersama Generasi Spititual, Sabtu, 30 Maret 2024 di Sekretariat GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia) Jl. Juanda No. 4 A, Jakarta Pusat berlangsung santai memapar beragam pernik dari kebangkitan spiritual sebagai upaya meberobos jalan terjal menuju masa depan yang lebih baik untuk kemanusian.
Hadir diantaranya kerabat dan sahabat spiritual Choliq Jombang yang nyentrik penggemar batu akik. Ada juga Achmad Baidhowi serta Richardo Yohanes dan Nabila.
Serangkaian acara bersama Generasi Spiritual Untuk Semua ini yang sudah dilakukan dalam berbagai bentuk seperti wisata tracking ke Leuwi Benjol, Gunung Pongkor Senin 26 Februari 2024, kemudian bersambung studi komparasi ke Taman Seni Ancol yang selalh diseling dengan acara dialog tukar pengalaman yang dibimbing oleh Sri Eko Sriyanto Galgendu, sosok yang dikenal sebagai Pemimpin Spiritual Nusantara.
Penuturan kisah menekuni spititual pun diungkap Sri Eko Sriysnto Galgendu dengan latar belakang sejak masa kecil yang sudah "nakal" dan "ndugal", sehingga pada usia 3 tahun yang sudah bisa mengenderai speda mini yang cukup ngetren ketika itu, pernah menantang semua anak-anak se kampungnya di Solo untuk balap dengan bertaruh. Begitu juga ketika bergabung dalam klub bols pingpong, tak seorang pun bernyali untuk bertaruh dengannya.
Masalahnya bagi Sri Eko Sriyanto Galgendu yang merasa mendapat pulung dari nama tambahan "Galgedu" itu, memang bukan soal kalah dan menang, tetapi semacam uji nyali itu sangat mengadyikkan hingga kini dia bisa mempunyai telasi dan jaringan yang cukup luas. Mulai dari tokoh dan pemuka agama-agama, militer hingga para intelektual dam aktivis pergerakan.
Agaknya, lantaran luasnya jaringan perkawanan dan persudaraan yang mempu dia bangun, jauh sebelum Joko Widodo menjabat Walikota Solo, mereka telah menjalin persahabatan, meski relatif banyak tidak sepaham dalam pandangan politik dan kebijakan yang dilakukan.
Meski begitu, toh Sri Eko Sriyanto Galgendu tetap berperan besar menghantar Joko Widodo menjadi Walikota Solo. Bahkan saat menuju RI 1, Sri Eko Sriyanto Galgendu mengakui sebagai tim sukses yang melakukannya secara senyap. Walau kemudian mereka terkesan sudah berpusah selam Joko Widodo menjabat Presiden sejak periode pertama sampai periode keduanya yang akan segera berakhir.
Dalam laku spiritual pada dasarnya menurut Sri Eko Sriyanto Galgendu adalah memberi -- termasuk bantuan dan dukungan yang bersifat moral -- bukan hanya sebatas material. Karena itulah makna dari sikap "sinuwun" seperti yang dimiliki Paku Buwono XII, misalnya yang akan selalu menerima ucapan terima kasih.
Dalam konteks ini juga, pemahaman makna terhadap kepemimpinan itu adalah seberapa besar dan berani untuk berkorban dan memberi untuk orang lain. Inilah, krsadaran utama yang meyakinkan dirinya tentang gerakan kebangkitan spiritual akan segera membumi dengan kegigihan dan perjuangan sejak tahun 1996, ketila masih bermukim di kota kekahirannya, Solo.
Selain berkisah tentang awal mulanya tertarik menekuni laku spiritual karena merasa mendapat amanah khusus semacam bimbingan gaib dari Bung Karno, maka titah untuk mempersatukan umat dari berbagai latar belakang, adat istiadat, tradisi, budaya hingga agama dan suku bangsa se nusantara inilah yang menjadi ageman (pegangan) Sri Eko Sroyanto Galgendu hingga ditahbiskan sebagai Pemimpim Spiritual Nusantara dan mendapat tempat terhornat dalam Forum Lintas Agama maupun Forum Indonesia Damai.
Dan sebagai penggagas serta motor penggerak Forum Negarawan melaui GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia) tengah mempersiapkan event besar pertemuan agung persaudaraan lintas agama dan budaya se dunia di Indonesia.
Acara lintas agama dan persaudaraan se dunia ini merupakan kelanjuran dari gagasan bersama Gus Dur serta Susuhunan Paku Buwono XII dan Dr. (HC) Hsbib Chirzin melaui ICRP (Indonesian Convederation Relugion and Peace) yang telah cukup dominan berperan dalam kancah pergualan dunia Internasional. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar