Kontakpublik.id, LAMPUNG - Kekayaan suku bangsa Nusantara yang sepakat bersatu dalam satu bangsa, satu bahasa dan satu Tanah Air, yaitu Indonesia, sungguh merupakan potensi yang dapat dikembangkan menjadi suatu kekuatan dalam arti ekonomi, politik dan budaya untuk menjadi bangsa yang kuat, tangguh membangun negara tangguh dan unggul dari bangsa-bangsa lain di dunia.
Aneka warna budaya daerah yang terbaik dan terindah, agama yang beregam dan rukun, kekayaan alam yang melimpah, hasil bumi yang komplit, aneka jenis tetumbuhan dan buah-buahan serta beragam macam olahan makanan, jelas semua itu tidak tertandingi oleh keragaman kekayaan yang dimiliki bangsa lain. Sehingga Indonesia acap disebut banyak orang semacam surga yang ditaruh oleh Tuhan di bumi.
Lalu mengapa bangsa dan negara Indonesia masih sering dianggap memble ?
Inilah persoalan yang masih kita abaikan, tanpa pernah mau mengkoreksi diri dengan serius. Sementara spirit untuk tampil ke kancah global (internasional) masih gelayuti cara berpikir yang sempit, enggan untuk memberi dikungan kepada anak bangsa yang ingin maju sebagai pioner, seperti kepiawaian membuat pesawat, keahlian merakit kendaraan, kemampuan menciptakan peralatan perang hingga mengolah sumber alam dan hasil bumi terunggul untuk kemalahatan manusia Indonesia agar tidak cuma gemah ripah loh jinawi, tetapi juga lebih beradab, kebih adil dan lebih makmur, serta bermartabat -- berkepribadian yang terpuji -- tidak sampai kehilangan etika, moral dan akhlak serta rasa malu.
Pelaksanaan Pemilu tahun 2024 di Indonesia telah menjadi tontonan warga masyarakat sejagat. Kegaduhan dan kekisruhan yang terjadi telah menjadi olok-olok yang membuat rasa sedih yang sulit diatasi. Sebab realitasnya kekonyolan yang dipertontonkan, seperti drama komedi murahan yang tidak pula lucu, sehingga tragikanya yang ironi tidak cuma sekedar dari narasi yang buruk, tetapi juga telah menanjangi para pemain maupun merek yang ada di bilik panggung.
Catatan buruk dari pelaksanaan Pemilu tahun 2024 di Indonesia telah menjadi arsip sejarah yang kelam. Sampai pada saatnya kelak, akan dibaca dan dikaji ulang oleh generasi pelanjut, mungkin akan lebih degil dari perilaku yang telah dilakukan generasi hari ini.
Kesaksian ini adalah bagian dari cuplikan sekilas pandangan mata pada kurun waktu pra dan paska Pemilu tahun 2024 di Indonesia yang miris dalam mengikuti aksi dan unjuk rasa dari beragam elemen seluruh masyarakat yang menahan geram akibat dari pelaksanaan pesta demokrasi yang dirasa tidak demokrstis. Karena itu, perlakuan adil dan jujur harus diungkap untuk menjawab tuntunan rakyat.
Harapan terakhir yang masih tergantung di Mahkamah Konstitusi akan menjadi jawaban yang final juga bagi rakyat untuk menentukan juga konsistensi sikap pilihannya. Karena pertarungan dan pertaruhan akan menentukan masa depan bangsa.
Lantas atas dasar kekayaan sumber daya alam, hasil bumi dan laut kita yang melimpah ruah itu harus perebutkan kekuasaan untuk mengangkanginya halal dilakukan dengan segala cara, sehingga mengabaikan tata cara dan etika serta moralitas yang menerabas rambu-rambu pembatas tanpa rasa-risi dan tanpa rasa malu,sungguh tragis? (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar