Kontakpublik.id,PANDEGLANG - Anak berjenis kelamin Perempuan itu bernama Allisya Nafeeza.Lahir pada Tanggal 4 Oktober Tahun 2020, ketika berusia 8 Bulan, Anak itu kerap mengalami kejang - kejang apalagi menjelang Malam Hari. Mengetahui hal itu timbul kekhawatiran dan rasa cemas sang Ibu bernama Istiqomah, Khawatir dan cemas atas kondisi Tubuh dan keselamatan Anak semata Wayangnya.
Akan tetapi harus seperti apa Istiqomah berbuat, demi dan untuk kesembuhan Buah Hatinya. Istiqomah betul - betul terpuruk Hati dan pemikirannya, lantaran tidak ada sesuatu yang bisa ia andalkan untuk kesembuhan Putrinya. Sementara status yang ia sandang saat ini Istiqomah berpredikat Single Fighter.
Satu - satunya upaya sebagai jalan demi dan untuk keselamatan juga meringankan beban biaya pengobatan Putrinya.Istiqomah harus turut sebagai peserta pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Setelah hal itu ditempuh,setelah Kartu BPJS diperoleh Dia membawa Putrinya ke salah Satu RSUD di Kabupaten Pandeglang.
Untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak. Orang yang mengobati dan merawat Allisya di RSUD mengatakan,kenapa Allisya kerap mengalami kejang - kejang,hal itu diakibatkan Saraf yang berada di Otak,sumsum,dan Tulang belakang mengalami ketidak normalan.Ditambah lagi jantung Allisya diprediksi mengalami kebocoran atau dalam Bahasa Medis Ventricular Septal Devect (DVC) atau Atrial Septal Devect (ASD).
" Pihak Rumah Sakit mengatakan pada Saya . Bahwa Anak Saya mengalami kebocoran pada Jantungnya.Hanya sehubungan keterbatasan peralatan Medis untuk merawat dibidang itu,apalagi penderitanya adalah Anak - anak. Baiknya di bawa ke salah Satu RSUD yang ada di Provinsi Banten." Terang Istiqomah pada Wartawan Akhir Pekan lalu (25/01/25) dikediamannya,di Kampung Laba RT 01/08 Desa Cigondang Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten.
" Saran dari pihak RSUD pun Saya turuti tapi dibawa ke sebuah Klinik secara bertahap. Akan tetapi disamping belum juga menunjukkan perubahan yang signifikan ditambah biaya Transportasi yang tidak sedikit. Terpaksa Saya dan Anak Saya sekarang ini hanya bisa pasrah." Lanjutnya dengan Mata yang berkaca- kaca sekan tengah membendung Air Mata dukanya jatuh menetes.
Istiqomah terdiam beberapa saat,entah gejolak apa yang tengah berjibaku dalan pemikirannya. " Entahlah Pak, kepada siapa Saya harus memohon bantuan dan pertolongan atas Penyakit yang diderita Anak Saya." Ujarnya lirih.
Wartawan pun pamit seraya mendoakan semoga Bocah Penderita Komplikasi penyakit, sekaligus Korban Broken Home itu ada Institusi,ada lembaga,ada Yayasan,ada Komunitas Sosial,ada Donasi,ada Individu ada pemerhati yang peduli atas kondisi dan keadaan Mereka. (Dhie).