kontakpublik.id, SERANG--Tulisan karya Jacob Ereste ini di UP 18 April 2025 tepatnya taun ini, Perlawanan Amran Sulaiman selaku Menteri Pertanian terhadap Wakil Presiden karena menghajar mafia beras patut diapresiasi sebagai bentuk pembelajaran dari kesadaran untuk menegakkan kebenaran demi kesejahteraan rakyat. Teguran Wakil Presiden pun patut dipertanyakan, ada apa dibalik tegurannya itu, apa kaitan keterkaitannya Wakil Presiden itu dengan mafia beras di Indonesia ?
Begini:
Bangsawan Bugis dan pengusaha sukses kelahiran 27 April 1968 ini menjabat Menteri Pertanian sejak 25 Oktober 2023, setelah memangku jabatan yang sama sejak 27 Oktober 2014 hingga 20 Oktober 2019, memimpin Tiran Group, perusahaan besar yang bermarkas di Makassar yang dominan beroperasi di Indonesia bagian Timur, sehingga memposisikan dirinys sebagai Menteri terbilang kaya dalam Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto.
Konsistensinya menduduki Kementerian Pertanian untuk yang ketiga kalinya pun sungguh tidak kaleng-kaleng, setidaknya bukan sekedar ingin menjadi pejabat semata, tetapi selalu sesuai dengan keahlian serta minatnya pada lahan pertanian.
Andi Amran Sulaiman tak hanya jebolan Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar, berijazah asli sarjana pada tahun 1993 hingga master dan Pascasarjana yang Universitas Hasanuddin Makassar pada tahun 2003 dan 2012 dengan subyek yang sama, yaitu pertanian juga dengan IPK maksimal dan menghasilkan penemuan cara pengendalian hama, sehingga memiliki 5 hak paten sebagai dosen yang cukup populer di almamaternya.
Salah satu hak paten milik Amran Sulaiman adalah racun tikus ,bermerk "Tiran" akronim dari sebutan "Tikus Diracun Amran" yang berkembang sangat pesat hingga melibatkan 10 perusahaan dengan nilai pendapatan yang spektakuler hampir senilai US$ 1 miliar pada tahun 2014. Dan memperoleh penghargaan Satyalencana Pembangunan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2007.
Sejak awal menjabat Kementerian Pertanian, Amran Sulaiman mempunyai target swasembada 4 komoditas pangan utama untuk bangsa dan negara Indonesia, yaitu beras, jagung, kedelai dan gula dengan memperbaiki sistem irigasi di 11 Provinsi di Indonesia.
Keturunan Raja Bone ini pun berhak menyandang gelar bangsawan -- Andi -- dari leluhurnya, seperti adiknya Andi Sudirman Sulaiman, Wakil Gubernur Sulawesi Selatan bersama Gubernur Nurdin Abdullah.
Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman menjabat Menteri Pertanian RI untuk yang ketiga kali telah membuktikan dedikasinya tidak berpamrih untuk sekedar menjadi pejabat semata -- mungkin juga tak lagi silau dengan harta dan kekayaan -- sebab seabrek perusahaan miliknya telah membuat dirinya terbilang kaya raya. Laporan dari LHKPN per 31 Maret 2024 saja sudah terbilang Rp. 1.196.888.974.072 yang meliputi tanah dan bangunan, alat mesin, harta bergerak, surat berharga, kas dan setara kas dan lain-lain hingga total keseluruhan Rp. 1.434.135.679.459, dengan nilai hutang Rp 237.246.705.388.
Jadi jelas, jabatan bagi Amran Sulaiman tanpa pamrih, kecuali hanya ingin meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia melalui petani. Karena itu, teguran dari Wakil Presiden yang dianggapnya tidak benar, tetap didengar meski kebijakan yang telah dia tetapkan terus berjalan. Artinya, resiko untuk dipecat pun tidak membuat Amran Sulaiman gentar. Sebab kebenaran harus ditegakkan. Infaknya untuk rakyat tak cuma sekedar terbebas dari mafia dan tengkulak serta rentenir, tetapi juga memberi pelajaran etika, moral dan akhlak mulia yang juga harus dilakukan oleh rakyat untuk bebas dan berdaulat, utamanya guna mewujudkan swasembada pangan
Paparan ini semoga dapat menjadi hadiah ulang tahun Menteri Pertanian Amran Sulaiman ke - 57 pada 27 April 1968 - 2025. Semoga selalu sehat dan terus berkarya untuk menjadi penyuluh dan tauladan dari segenap anak bangsa dan negara Indonesua
(Red)